19 Juni 2014
Salam setara sahabat marsinah, apa kabarnya malam ini? Semoga sudah bisa bersantai setelah pulang kerja, dan berberes rumah. Sambil bersantai kita dengarkan kembali rubrik Perempuan Pelita yang setia menemani kamu semua tiap kamis jam 7 sampai 8 malam, bersama saya lagi, Dias. Sebelum saya berangkat kerja shift malam jam 11 nanti saya akan menemani sahabat marsinah. Semoga tidak bosan mendengar suara saya. Sebelumnya kita nikmati dulu satu tembang manis satu ini persembahan dari kerabat kerja marsinah fm. (Lagu dan iklan)
Pernahkah sahabat marsinah mendengar nama Devi Dja? Mungkin sebagian dari kita, apalagi anak muda nyaris tak pernah mendengar namanya. Tapi jangan salah lho, beliau ini adalah penari jawa yang mendunia dan sangat terkenal di jamannya. Sayang sekali, sangat sedikit informasi tentangnya. Bagaimana tidak, kebiasaan mendokumentasikan sosok dan peristiwa kita sendiri belum menjadi kebiasaan. Terlebih lagi, bila perempuan yang berperan di masa silam, tak banyak yang berkisah tentangnya. Karena minimnya kisah tentang DeviDja, seorang staf pengajar dari Universitas London berniat menulis biografinya bersama kelompoknya di Amerika Serikat dengan judul ‘Pertujukan Bali dan Jawa di Panggung Internasional: Rute dari Hindia 1905-1952’.
Devi Dja, begitulah nama panggung yang kenakan sebagai penari tersohor di tahun 40an. Ia bergabung dengan sebuah kelompok teater yang bernama Dardanella yang dipimpin oleh seorang lelaki berkebangsaan Inggris keturunan Rusia, namanya Pedro atau Willy Klimanod. Kelompok teater ini tak hanya tenar di Indonesia tapi juga dunia. Tak heran bila seringkali manggung di luar negeri, dari Asia hingga Eropa. Dardanella meraih puncak kejayaannya kala diperkuat oleh dua seniman serba bisa yakni Tan Tjeng Bok yang dijuluki “Douglas Fairbanks van Java” sementara Devi Dja sering disebut “Bintang dari Timur” atau Star From the East.